Ladang Dada Ibu
ladang dada ibu
sore hari
meniupkan
semilir angin
selepas pedar
tubuhnya
menghapusku dari
warna langit
aku merunduk
sebagai mata padi
gontai menampung
gelisah dari seutuh diriku
dan kedalaman
hati yang menanam jantung harapan
tumbuh sebagai
hasrat yang menyempitkan diri
2020
Antara Tua dan Usia
sampai kukawini
seluruh usia
kau tetap
memudar di bawah bibirku
saban hari kita
berdekapan dalam lembah pasrah
hingga malam
yang telah begitu tua
mati serta
hilang di mata kita
dan kita saling
menghampiri
di antara angin
dan ingin
di antara tua
dan usia
di antara
keranda dan doa
2020
Santapan Hujan
dua bocah
menyerahkan tubuhnya untuk santapan hujan
direlakan kulit
dan hasratnya ditusuk
disayat-sayat
angin
untuk kemudian
disajikan bersama gigil
kisut ujung
jemari memberi pucat bibir
saat malam
datang menyelimuti meja
pada piring yang
ditempa kesunyian
dua bocah itu
berbaring, menunggu giliran sesiapa
yang akan
dilahap demam
kemudian yang
lain berdoa
agar senantiasa
hangat dan selamat
2021
Akal Kuda
tiba-tiba saja
saya melihat tubuhmu
di wajah yang
temaram
dan lidah saya
tidak dapat mengandung akal yang murni
sewaktu dada dan
perasaanmu lebam
seekor kuda saya
biarkan lari-menerjang
sedangkan tak
nampak kau menjerit, meranggas kesakitan
saya yang
diekori banyak kemiskinan
tak dapat
membangun ruang kesadaran
saya nyaris tak
ada lantaran memotong senyummu
yang tak lain
adalah bagian sukma tubuh saya
dan kuda yang
mengarah kepadamu
dengan amarah
mementalkan saya ke langit-langit
tempat segala
saya kau terbangkan melalui doa
2021
Efen Nurfiana, lahir pada tanggal 14 April 1996. Bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Karya-karyanya pernah termuat dalam beberapa antologi dan koran. Facebook: Efen Nurfiana.
0 comments:
Posting Komentar