Puisi-puisi Joe Hasan
Perahu
Puisi
perahu puisi
berlayar pelan
dari hitam ke putih
lalu kembali ke pulau ibu
bersujud kemudian menyembah doa
meratapi air mata
untuk lanjut berlayar ke kota asing
mencari ujung langit
rabahi hampir seluruh ragam lisan
kini ber-Jawa, dulu Papua
puisi itu berlayar tenang
tanpa suruhan. tanpa gelombang
ikan-ikan masih menari di telapak bapak
yang hampir hilang oleh keringat
samudera terlewati
pulau demi pulau
ia tertidur
bertanya pada anak-anak langit
kemana kita kan pulang
ke rumah garuda
(Bau-Bau,
2020)
Sunyi
bukan karena aku suka bertahan dalam sunyi
adalah renungan
di dalam sana aku mendapati diriku yang lama
yang sering bercakap dengan angin
pantai yang sudah berulang kali kudatangi
bukankah kita semua butuh sunyi
pada waktu-waktu tertentu
sunyi berbicara dalam hati
menemuimu
menemuiku
diri yang tanggal satu persatu
aku menunggu datangnya
akhirnya kuakui
diriku menyerah
kau mengetuk pintu pelan
memutar film kartun kesayangan
kita bersama menikmati
sunyi yang membunuh
(Bau-Bau, 2020)
Perempuan Malam
perempuan malam
datang membeli hati
cuma sebentar saja
lalu pulang
tanpa membawa apa-apa
aku ingat sesuatu
di matanya tertulis kenangan
tentang lelaki malang
di matanya kulihat aku
yang terkurung kekal
(Bau-Bau, 2020)
Biodata Singkat
Joe
Hasan, lahir di Ambon pada 22 Februari. Kini Berdomisili di Surabaya, Jawa
Timur. Beberapa puisinya pernah dimuat
di media lokal dan nasional.
0 comments:
Posting Komentar