Puisi-puisi Ryan Rachman
Melankolia
Kutabawa
- Di
Kutabawa Flower Garden
Kemarilah
sayang!
Bunga-bunga
yang bergelora
Merobek
gigil kaki Gunung Slamet
Lewat
desah arabika
Mari
kita hitung aromanya
Betapa
kita telah lupa
Bagaimana
cara membunuh akhir pekan
Tentang
liburan kecil dan meredam luka
Kemarilah
sayang!
Kita
sambut arak-arakan kabut
Membungkus
semelet baskara
Betapa
kita telah lupa
Bagaimana
menuntaskan rindu spektakuler
Pada
rapuh kelopak marun begonia
Kemarilah
sayang!
Kaki
Gunung Slamet, Purbalingga Desember 2020
Elegi
Kutabawa
Maka
datanglah bersama aroma daun seledri
Dari
balik lebam samirana dan samadi ardi
Matamu
yang ranum bergemantung resah
Kesah
tentang para tengkulak pongah
Menyemai
cemas dalam jerat rupiah
Daun
cesim berkibar memberi kabar
Perihal
bunga kubis yang harganya miris
Derai
air mata tomat diseka wortel sekarat
Dengarlah
akar kentang berghibah pada daun bawang
Harusnya
tanah subur petani makmur
Harusnya
panen raya petani kaya
Sungguh,
itu hanya jadi seharusnya
Rupiah
melimpah menjadi mimpi
Tak
terjangkau seperti elang membumbung angkasa
Tak
terasa seperti keringat meleleh di dahi
Kaki
Gunung Slamet Purbalingga, November-Desember 2020
Tafakur Daun-Daun
Diam-diam
Tak
perlu memberi tahu
Pada
lirih angin
Pada
rinai hujan
Pada
bisik malam
Pada
gigil kabut
Pada
telingamu
Diam-diam
Menggema
penjuru langit
Gunung
Slamet Purbalingga, Desember 2020
Merayakan
Rindu
-
Saladin Ayyubi
Bersepedalah
keliling pinggiran kota
Pagi
ini kabut begitu gemas
Kau
kan mendapati lampu jalan
Perlahan
meredup muram
Di
bawah bulan separuh
Malas
pulang ke haribaan
Keduanya
bersitatap
Perihal
rindu pada gelap
Dan
lengking serangga malam
Bersepedalah
keliling pinggiran kota
Baskara
yang menebar pesona
Dalam
diam menginvasi rumputan
Pagi
ini embun begitu cemas
Bilakah
tanah tak lagi basah
Kaki
Gunung Slamet Purbalingga 2020
Mengetuk
Pintu
Itu
detak jarum jam terlalu berisik. Desahnya mencuri khusyuk di kelopak doa-doa.
Padahal aku sudah mengemasnya bersama gigil udara sepertiga malam. Berharap
dapat berlari dari buruj ke buruj. Datang ke halaman rumah dan mengetuk
pintuMu.
Tapi
itu detak jarum jam terlalu berisik. Desaunya membungkam serangga malam. Tak
tik tak tik membutakan peta. Hingga hati berprasangka. Bilakah doa-doa diterima
dengan tanganMu.
Kaki
Gunung Slamet, Purbalingga 2020
Ryan Rachman, lahir di Kebumen, 12 Januari
1985. Tinggal di kaki Gunung Slamet, Bumisari, Bojongsari, Kab. Purbalingga.
Alumni Fakultas Ilmu Budaya UNSOED Purwokerto. Bergiat di Komunitas Teater
Sastra Perwira (KATASAPA) Purbalingga, LESBUMI Purbalingga dan Dewan Kesenian
Daerah Purbalingga. Karyanya berupa cerpen dan puisi dimuat di berbagai media massa dan buku antologi.
Baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai salah satu penerima Anargya
Serayu Penawara, sebuah penghargaan karya sastra Banyumas Raya.
0 comments:
Posting Komentar