Sabtu, 24 Oktober 2020

Puisi-puisi Irna Novia Damayanti

BY editor IN No comments


 Di Hulu Sungai


di hulu sungai

apa yang mesti aku lepas

membiarkan arus membawanya ke hilir

orang-orang yang biasa mencuci pakaiannya

di pinggir atau anak-anak yang hobinya mandi

tidak membutuhkan kata yang

kubawa dari rumah

di hulu sungai memang telah menjadi tempatku

melayani hidup mencium degup

membasah hati yang digersangkan resah

mereka menunggu makanan

biar perut tidak berdemo setiap hari

biar maut seakan tidur lelap

meski sebenarnya hanya menutup matanya

dan tetap berjaga setiap saat

di hulu sungai aku

benar-benar hanya melepas doa setiap harinya

karena itulah harta satu-satunya yang kupunya

Rajawana, September 2020



Dari Gagang Telepon

; Ida

dari gagang telepon

aku mengenal suaramu

awalnya aku menyangka kau sedang

mengenalkan usiamu yang hanya diisi murka

sebab setiap kata membunuh senyum ranum

tapi ternyata kau sedang terluka

sebab doa yang sempat kau ucap salah alamat

dan kau merancang rencana demi rencana demi

menyelamatkan doamu yang sebenarnya

tidak mendapat restu dari semesta sampai

kau berkali berlari mengantar luka lebih nganga

tapi kau rasa surga

sementara usia telah memintamu untuk pulang

tapi kau masih melawan

hingga sebuah pesan telah menguburkan semua riwayat

di dalam malam dan

gagang telepon tidak lagi berdering

memanggil namamu

Rajawana, September 2020



Ayu Drupadi

;Hastri

nak, aku juga melihat ayu drupadi hidup di wajahmu

mungkin karena itulah banyak puisi indah hinggap di sana

banyak kata yang bertamu meski

hanya meminta nama serta alamat menuju hatimu

siapa yang tinggal hanya yang

tidak menanggalkan harapan dan keyakinan pada

perjalanan usianya

siapkan saja al fatikhah setiap harinya

sebagai jamuan selamat datang

biarkan Allah yang akan menentukan

doa mana yang harus dipatahkan

di depan matamu

hari ini, cukuplah kamu menjaga ayu drupadi yang

hidup di wajahmu

2020



Setelah Subuh


Nay, kekasih telah datang sebagai tamu

setelah subuh lusuh

aku sudah dipanggil dan dipeluknya di kesepian sambil

menjelaskan bahwa bunga di depan rumah

pada masanya akan berakhir menghibur diri yang

gelisah

nay, maukah kau ikut bersamaku

sebagai perempuan berjabat tangan dan bergandengan

bersama orang yang matanya terbuka

yang tidak buta

yang di hatinya tempat merawat rahmat

tanpa lagi saling menyuguhkan punggung

dan berjalan

pasti, kita akan sampai tanpa susah payah

membaca simbol pada peta buta

di tangan kita masing-masing yang belum jelas

kemana ujung berakhirnya

Rajawana, September 2020



Di Hutan


di dalam hutan yang sudah kuhafal jalannya

tidak akan ada ketakutan yang menggantung di mataku

ketakutan telah kutitipkan kepada Tuhan sebelum

aku menghirup kesegaran udara di celah pohon besar

sebelum tanah mengotori kaki telanjangku

karena itulah aku memulai mengeja

lalu membaca dengan terbata dan berusaha

sampai menghafal

biar hidupmu yang seperti hutan

mampu kudatangi tanpa ada ketakutan

membuntuti langkahku

Rajawana, September 2020



Irna Novia Damayanti. Lahir di Purbalingga, 14 September 1992. Beralamat di

Rajawana Rt19/07 Kec.Karangmoncol Kab.Purbalingga. Seorang Santri di Pesantren

Mahasiswa An Najah Purwokerto. Aktif di Komunitas Sastra Santri Pondok Pena.



0 comments:

Posting Komentar