water-sport-bali.com
Sepatah Kata Ibu
Kau
pergi
ibu
berlari mendekat meraih tanganmu
lalu
melepas kembali dengan bekal cerita
tentang
luka yang disembunyikan di balik mata.
Di
tanah jauh
gema
doa meruangi harapan tentang
seorang
bocah bermain layang-layang
agar
tak menangis ketika benang
tersangkut
pecahan kaca dari rival hidup.
Saat
kau kembali dengan tangan kosong
tentu
saja ia tidak pangling
bukan
berharap pada kegagalan
tapi
perihal bayangan masa kecil
yang
telah terpatri dalam ingatan.
Ia
tak melihatmu seperti apa, namun
meyakini
tentang didikan jiwa yang berawal
dari
kertas putih menuju abu-abunya hidup.
Sepatah
kata ibu terucap, “Bertahanlah,”
Lalu
ia merestuimu kembali.
Karanganyar,
2020
Pagi-Pagi Sudah Perang
Beberapa
gelisahku tiba-tiba hadir
lalu
takut pada keramaian
yang
sebentar lagi menjelang.
Awal
hari telah berantakan, bahkan
dewa
penolong yang ada di hati
selalu
kucurigai.
Aku
merasa tak bisa hidup dalam keriuhan
dan
lebih memilih pergi kepada jiwaku
sendiri.
Kaki-kakiku
tidak mampu melangkah
sekadar
mempertanyakan kedewasaan
yang
seharusnya telah kupegang dalam lelap
sebelumnya.
Dan
keramaian akan selalu datang
masuk
ke sela-sela sedu tangis dan derai tawa
hingga
aku tidak pernah benar-benar bangun
dari
kenyataan.
“Bila
kau ingin belajar
tak
bisa abai dari keramaian,” katamu.
Bayangan
gelap seperti mendekam
di
pikiran tapi tak pernah mampu terucap
dalam
kisah-kisahku.
“Setelah
kau merasa tegar, bangkitlah
dan
teguklah harapan,” katamu.
Sebelum
kembali jatuh aku bertanya,
jika
tanpa cinta yang utuh
dan
tetap menyerapahi kelemahan-kelemahan
binatang
apa yang akan datang kepadaku?
“Kekosongan
menjadi penghias abadi
di
setiap hari,” katamu.
Karanganyar,
2020
Bertahan
Keadaan
memintamu bertahan
ketika
musim panas
tak
pernah bisa mengenyahkan ilusimu.
Zaman
selalu terbuka,
jiwa
diberkati dan impian silam
memintamu
bertahan.
Bertahan
pada pondasi pikiran
agar
ingatan tidak membeku.
Musim
tak pernah ingkar
dan
raga berlatih fisik untuk
menghadapi
peristiwa-peristiwa baru.
Bertahan
pada pondasi hati
agar
kenangan tidak membusuk.
Karanganyar
, 2020
Jika Esok Tidak Datang
Kita
mencari sebuah pengertian
di
atas takdir yang kita terima
hingga
memaksa kita menahan tangis.
Kita
berjalan lebih cepat bukan untuk
menolak
bayangan-bayangan kita.
Kita
selalu menyambut
ketika
bertemu lalu membuang
kekosongan.
Kita
selalu bersama
dan
tidak rela saling melepas.
Kita
tertawa dan bangkit dari
kehinaan
yang mudah datang.
Kita
saling acuh dan
membuang
seluruh serapah agar
bisa
melihat akibat dari
keberadaan
kita yang misteri.
Karanganyar,
2020
Lanjut Usia
Menjadi
tua seperti bocah yang suka
menutup
pintu kamar
lalu
memainkan daun jendela kamar
ciluba
bersama masa silam.
Sementara
di luaran sana
ada
banyak bayangan tangan
sedang
riuh bertepuk tangan.
Karanganyar,
2020
Yuditeha, tinggal di Karanganyar - Jawa Tengah.
Bukunya terbaru Kumcer Filosofi Perempuan
dan Makna Bom (Rua Aksara, 2020). Pendiri ideide.id
Ok
BalasHapus